Jumat, 03 Maret 2017

Askep Hipertensi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.       Latar Belakang.
Hipertensi menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk Indonesia.Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi.
Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia. Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg(Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke, aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau program pencegahan yang terarah.Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
1.2.       Rumusan Masalah
1.    Apakah definisi hipertensi ?
2.    Apakah etiologi/ faktor pencetus hipertensi ?
3.     Apakah manifestasi klinis hipertensi ?
4.     Apakah pemeriksaan penunjang pada hipertensi ?
5.    Apakah penatalaksanaan klien dengan hipertensi ?
6.     Apa sajakah komplikasi dari hipertensi ?
7.    Apakah asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi ?

1.3.       Tujuan
Tujuan Umum
Ø Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan pada klien dengan gangguan hipertensi.
Tujuan Khusus
Ø Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
Ø Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
Ø Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
Ø Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
Ø Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
Ø Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
Ø Menjelaskan asuhan keperawatan pasien dengan hipertensi.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.  KONSEP DASAR HIPERTENSI
2.1  Definisi Hipertensi          
Hipertensi atau Darah Tinggi adalah keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal atau kronis (dalam waktu yang lama).Hipertensi merupakan kelainan yang sulit diketahui oleh tubuh kita sendiri. Satu-satunya cara untuk mengetahui hipertensi adalah dengan mengukur tekanan darah kita secara teratur.
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).Penderita yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik).Tekanan darah kurang dari 120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal".Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.Hipertensi biasanya terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga kali dalam jangka beberapa minggu.
2.2  Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, Hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu:
Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum dapat diketahui.Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis, dan hereditas (keturunan).Kurang lebih 90% penderita hipertensi tergolong Hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi sekunder.
Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan lain lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Berdasarkan faktor akibat Hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
·           Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya
·           Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan.
·           Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat.
Oleh sebab itu, jika aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan banyak cairan keluar dari sirkulasi. Maka tekanan darah akan menurun atau menjadi lebih kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, Hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan.Pada 70-80% kasus Hipertensi primer, didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga.Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka dugaan Hipertensi primer lebih besar.Hipertensi juga banyak dijumpai pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya menderita Hipertensi.Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik mempunyai peran didalam terjadinya Hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress, kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam.Faktor lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial. Hubungan antara stress dengan Hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita beraktivitas, saraf parasimpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan, dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal di kota.
Berdasarkan penyelidikan, kegemukan merupakan ciri khas dari populasi Hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan yang erat dengan terjadinya Hipertensi dikemudian hari.Walaupun belum dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.


2.3  Manifestasi Klinis Hipertensi
Mekanisme Terjadinya Hipertensi Gejala-gejala hipertensi antara lain pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara tiba-tiba, tengkuk terasa pegal,dan lain-lain. Dampak yang dapat ditimbulkan oleh hipertensi adalah kerusakan ginjal, pendarahan pada selaput bening (retina mata), pecahnya pembuluh darah di otak, serta kelumpuhan.
2.4  Pemeriksaan Penunjang Hipertensi
1.    Hemoglobin / hematokrit : mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap volume cairan (viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor resiko seperti hipokoagulabilitas, anemia.
2.    BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
3.    Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi) dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan hipertensi).
4.    Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
5.    Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
6.     Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa (efek kardiofaskuler).
7.    Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi dan hipertensi.
8.    Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer (penyebab).
9.    Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal dan atau adanya diabetes.
10.     VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
11.     Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko terjadinya hipertensi.
12.     Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme, feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin dapat juga meningkat.
13.     IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
14.     Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub; deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; perbesaran jantung.
15.     CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau feokromositoma.
16.     EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan, gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.

2.5    Penatalaksanaan
a.    Penatalaksanaan Non Farmakologis.
Diet
Pembatasan atau pengurangan konsumsi garam.Penurunan BB dapat menurunkantekanan darah dibarengi dengan penurunan aktivitas rennin dalam plasma dankadar adosteron dalam plasma.
Aktivitas.
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan denganbatasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan, jogging,bersepeda atau berenang.
Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat bebrapa hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
                                                     i.          Mempunyai efektivitas yang tinggi.
                                                   ii.          Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
                                                 iii.          Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
                                                 iv.          Tidak menimbulakn intoleransi.
                                                   v.          Harga obat relative murah sehingga terjangkau oleh klien.
                                                 vi.          Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
2.6    Komplikasi
          Organ organ tubuh sering terserang akibat hipertensi anatara lain mata berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.











BAB III
TINJAUAN KASUS

I. BIODATA PASIEN
1.      Nama                                       : Ny. T
2.      Umur                                       : 70 tahun
3.      Jenis Kelamin                          : Wanita
4.      Agama                                     : Islam
5.      Pendidikan                              : SD
6.      Pekerjaan                                 : Tani
7.      Golongan Darah                      : -
8.      No Register                             : 02.98.01
9.      Alamat                                                : Damuli
10.  Status                                      : Kawin
11.  Keluarga Terdekat                  : Anak
12.  Diagnosa Medis                      : Hipertensi
II. BIODATA PENANGGUNG JAWAB
1.      Nama                                       : Mi’an
2.      Umur                                       : 25 tahun
3.      Hubungan dengan pasien        : Anak
4.      Pendidikan                              : SD
5.      Pekerjaan                                 : Tani
6.      Alamat                                                : Selorejo ampel gading
III. ANAMNESIS
A.    Keluhan Utama(alasan MRS)
-          Keluhan saat masuk : klien mengatakan badannya lemah, kepalanya pusing, dadanya sesak dan nafsu amkan menurun.
-          Keluhan saat pengkajian : klien mengatakan dadanya sesak ketika bernafas,kepalanya pusing.
B.     Riwayat penyakit sekarang
Paliatif             : klien datang dengan riwayat HT dan gastritis
Quality                        : klien dengan keadaan pingsan
Regio               : kepala pusing dan dada sesak
Saverity           : skala nyeri 5
Time                : ± 1 minggu yang lalu

NO
Intensitas Nyeri
Diskripsi

Menurut numeric = 5
-      Pasien mengatakan nyeri masih bisa ditahan atau sedang
-      Pasien nampak gelisah
-      Pasien nampak sedikit berpartisipasi dalam perawatan

C.     Riwayat penyakit yang lalu
Klien mengatakan mempunyai riwayat hipertensi ± 3 bulan dan hanya berobat di PUSKESMAS saja.     
D.    Riwayat kesehatan keluarga
Klien mengatakan bahwa dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit yang sama seperti klien.




IV. POLA PEMELIHARAAN KESEHATAN
a.      Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi
     
NO
Pemenuhan Makan/Minum
Di rumah
Di Rumah Sakit
1.
Jumlah/waktu
-Pagi : Klien makan porsi sedang dengan nasi, sayur, lauk dan minum air putih.
-Siang : Klien makan porsi sedang dengan nasi, sayur, lauk dan minum air putih.
-Malam : Klien makan porsi sedang dengan nasi, sayur, lauk dan minum air putih.
- Pagi     : klien makan sesuai dengan diet yang diberikan   

- Siang   : Klien makan sesuai dengan diet yang diberikan.

- Malam : Klien makan sesuaidengan diet yang diberikan.
2.
Jenis

-      Nasi : putih.
-       Lauk : Ikan, tahu, tempe, daging
-       Sayur : bayam.
-       Minum : air putih.
-      Nasi : bubur
-      Lauk : Ayam
-      Sayur : Sop
-      Minum: air putih.

3.
Pantangan
-
Rendah garam




b.      Pola eliminasi
NO
Pemenuhan Eliminasi BAB/BAK
Di Rumah
Di Rumah Sakit
1.
Jumlah/Waktu
-    Pagi     : BAB 1x/hari, BAK 2x/hari.
-    Siang   : BAK 2x/hari.
-    Malam : BAK 2x/hari.
-      Pagi : belum BAB, belum BAK
-      Siang : Belum BAB, sudah BAK 1x
-      Malam : Belum BAB dan sudah BAK 1x
2.
Warna
-    BAB : kuningan.
-    BAK : jernih.
-BAB : -
-BAK : kuning jernih
3.
Bau
-    BAB : khas
-    BAK : khas
-         
-BAB : -
-BAK : -
4.
Konsistensi
BAB : lembek
-

c.       Plola istirahat tidur
     
NO
Pemenuhan Istirahat Tidur
Dirumah
Di Rumah Sakit
1.
Jumlah/waktu
-          Pagi : ± 1 jam.
-          Siang : ± 1 jam.
-          Malam : ± 7 jam.
-          Pagi : ±  2 jam.
-          Siang :  ± 2 jam.
-          Malam : ± 4 jam.
2.
Gangguan Tidur
Tidak mengalami gangguan tidur.
Klien tidak bisa tidur karena sesak nafas, muntah-muntah dan pusing.

d.      Pola kebersihan diri/personal Hygiene
     
NO
Pemenuhan Personal Hygiene
Di Rumah
Di Rumah Sakit
1.
Frekuensi mencuci rambut
2 x/minggu
Belum pernah
2.
Frekuensi mandi
2x/hari
Diseka 2x/hari
3.
Ftekuensi gosok gigi
2x/hari
Belum pernah
4.
Warna Rambut.
Putih beruban
Putih beruban
5.
Bau
-
-
6.
Konsistensi
Kusam
Kusam

V. PEMERIKSAAN KEPALA,WAJAH DAN LEHER
1.      Pemeriksaan Kepala
Inspeksi : Bentuk kepala Dolicephalus,kesimetrisan +, luka -.
Palpasi   : Nyeri tekan +, pusing.
2.      Pemeriksaan Mata
Inspeksi :
a.       Kelengkapan dan kesimetrisan +.
b.      Warna iris merah.
c.       Kelopak mata/palpebra : oedema -, peradangan -, benjolan -.
d.      Pemeriksaan Visus
Tanpa Snelen Card : kurang jelas.
e.       Konjungtiva dan sclera : konjungtiva anemis dn scera coklat.
3.      Pemeriksaan Hidung
Inspeksi dan palpasi : Pembengkokan -, sekret -, perdarahan -, kotoran -, polip -.
4.      Pemeriksaan Telinga
Inspeksi : Bentuk simetris, lesi -, peradangan -, penumpukan serumen -, perdarahan -, perforasi -.
Palpasi : tidak ada nyeri tekan.
5.      Pemeriksaan Mulut dan Faring
Inspeksi dan palpasi : Kelainan konginetal labio -, warna bibir merah muda, lesi -, caries +, kotoran +,gigi palsu +,gingi vitis +, waarna lidah kotor, perdarahan -, abses -.
6.      Pemeriksaan Wajah
Inspeksi : ekspresi wajah klien tegang, kondisi klien lesu dan letih, kelumpuhan otot-otot facialis -.
7.      Pemeriksaan Leher
Inspeksi dan palpasi:
a.       Bentuk leher simetris, peradangan -, perubahan warna -, masa -.
b.      Pembesaran kelenjar tiroid -.
c.       Pembesaran vena jugularis +.
8.      Keluhan yang dirasakan klien terkait dengan pemeriksaan kepala, wajah, leher:
      klien mengeluh kepalanya terasa pusing.
VI. PEMERIKSAAN THORAKS DAN PARU
a.       Inspeksi
-          Bentuk thoraks: normal chest,susunan ruas tulang belakang, bentuk dada simetris.
-          Retraksi otot Bantu pernapasan : retraksi intercoste +, retraksi suprasternal-, pernapasan cuping hidung +.
-          Pola nafas : Takipneu.
b.      Palpasi
Pemeriksaan taktil/vocal vermitus: -, getaran antara kanan dan kiri sama, cianosis -.
c.       Perkusi
Area paru sonor
d.      Auskultasi
1.      Suara nafas: Area vesikuler bersih, area bronchial bersih,area bronchovasikuler bersih.
2.      Suara ucapan : Eghophoni –.
3.      Suara tambahan : Rales +.
e.       Kelainan lain yang dirasakan klien terkait dengan pemeriksaan thoraks dan paru yaitu klien merasa dadanya sesak ketika bernafas.

VII. PEMERIKSAAN JANTUNG
a.       Inspeksi
Ictus cordis -, pulsasi pada dinding thoraks lemah.
b.      Palpasi
Palsasi pada dinding thoraks teraba: tidak teraba/tidak terkaji.
c.       Perkusi
Tidak ada pembesaran.
-          Batas atas              : ICS II.
-          Batas bawah          : ICS V.
-          Batas kiri               : ICS VMid Clavikula.
-          Batas kanan          : ICS IV Mid Sternalis Dextra.
d.      Auskultasi
-          BJ I           : Terdengar “LUB” tunggal (reguler), keras.
-          BJ II          : Terdengar “LUB” tunggal (reguler), keras.
e.       Keluhan lain terkait dengan pemeriksaan jantung : tidak ada kelainan.
VIII. PEMERIKSAAN ABDOMEN
a.       Inspeksi
-          Bentuk abdomen datar.
-          Masa atau benjolan -, kesimetrisan +, bayangan pembuluh darah vena -.
b.      Auskultasi
Frekuensi peristaltik usus 15x/menit.
c.       Palpasi
-          Hepar : Perabaan lunak.
-          Lien : tidak terdapat nyeri tekan dan tidak ada pembesaran.
-          Appendik : Nyeri tekan -, nyeri lepas -, nyeri menjalar kontralateral -.
d.      Kelainan yang dirasakan pada saat pemeriksaan abdomen : tidak ada kelainan.
IX.  PEMERIKSAAN GENETALIA
            Tidak Dikaji.
X. PEMERIKSAAN MUSKULOSKELETAL
     (EKSTREMITAS)
a.   Inspeksi
                        Otot antara sisi kanan dan kiri simetris, Deformitas -, fraktur -, terpasang gips -.
b.      Palpasi
-          Oedem - -/- -/-
-          Uji kekuatan otot 5/5 5/5

XI. PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
            Respon membuka mata spontan, respon verbal 5, respon motorik 6.Kesimpulan compor mentris.
            Memeriksa tanda-tanda rangsangan otak : peningkatan suhu -, nyeri kepala +, kaku kuduk -, mual muntah +, kejang -, penurunan kesadaran -.
            Memeriksa nervus cranialis :
-          Nervus III    : Ocumua latorius reaksi pupil terhadap cahaya +.
-          Nervus VIII : Ketajaman pendengaran +.
-          Nervus XII  : Gerakan lidah menjulur dan menonjolkan lidah +.
            Pemeriksaan fungsi motorik :Ukuran otot simetris, atropi -.
            Pemeriksaan fungsi sensorik : Kepekaan benda tumpul +.
XII. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
a.       Darah Lengkap :
Leukosit : 6,250 / µℓ
Hemoglobin : 15,4
b.      Kimia darah
Ureum       : 50 mg/dl
      Creatinin   : 0,89 mg/dl
      SGDT        : 20
      SGPT        : 16
      Gula darah : 95 mg/dl
XIII. PEMERIKSAAN RADIOLOGIS
Tidak dilakukan pemeriksaan radiology.

XVI. TERAPI YANG TELAH DIBERIKAN
-          Acran 3 x 1
-          Amino drip ½ ampul
-          Cairan RL 20 tetes/menit

ANALISA DATA

No
Data
Etiologi
Prolem
1
Ds :
Klien mengatakan klien mempunyai riwayat hipertensi
Do :
Tekanan darah klien meningkat TD : 175/100 mmHg
Medulla
Saraf simpatis
Ganglia simpatis
Tekanan darah
Kontriksi
Peningkatan tekanan darah
Peningkatan tekanan darah
2
Ds :
Keluarga klien mengatakan klien merasa sakit kepala yang sangat hebat
Do :
Klien meringis menahan sakit kepala yang dirasakan TD : 175/100 mmHg.
ADL : Klien sakit terhambat

Saraf simpatis
Saraf pasca ganglion
Kontriksi
Sakit kepala
Nyeri/Sakit kepala
3
Ds :
Keluarga klien mengatakan klien tidak tidur semalam dan terus merasakan sakit kepalanya.
Do :
TD : 175/100 mmHg
ASL : Klien sedikit terhambat
Peningkatan tekanan vaskuler serabral
Saraf simpatis
Tidak mampu mengatasi nyeri
Gangguan pola istirahat
Gangguan pola istirahat



Diagnosa keperawatan.
1.      Peningkatan Tekan darah b/d penurunan curah jantung ditandai dengan karena punya riwayat hipertensi dengan tekanan darah 175/100 mmHg.
2.      Nyeri b/d peningkatan vaskuler d/d kepala sakit yang dirasakan oleh pasien.
3.      Gangguan pola tidur b/dketidak tidak mampuan mengatasi nyeri d/d mata klien tampak cekung, tekanan darah 175/100 mmHg.


















Rencana Keperawatan
No
Diagosa Keprawatan
Tujuan
Rencana Tidakan Keperawatan
Rasional
1
Peningkatan Tekan darah b/d penurunan curah jantung ditandai dengan karena punya riwayat hipertensi dengan tekanan darah 175/100 mmHg.
-     Tekanan darah menurun.
-     Nyeri berkurang
-       Pantau tekanan darah

-       Berikan lingkungan tenang, nyaman, kurangin aktivita.



-       Batasi jumlah kujungan

-       Lakukan tindakan yang nyaman seperiti pijatan leher dan kepala.
-       Kolaborasi dalam pemberian obat : tiazid
-       Untuk melihat perkembangan penurunan tekanan darah
-       Membantu menurunkan rangsangan simpatis meningkatkan relaksasi
-       Mengurangin stress dan ketegangan yang mempengaruhi tekanan darah.
-       Tiazid mungkin mengunakan untuk menurunkan tekanan darah fungsi ginjal relaty normal.

Nyeri b/d peningkatan vaskuler d/d kepala sakit yang dirasakan oleh pasien yang begitu hebat.
-     Menurunkan skalah rangsangan nyeri dikepala
-       Mempertahankan tirah baring selama fase aktif.


-       Berikan tidakan nonfarmakologi untuk menhilangakan sakit kepala seperti kompres dingin dan pijat
-       Kolaborasi dalam pemberian analgesik.
-       Tindakan yang menurunkan tekanan vaskular serebral dan yang memperlambat respon simpatis efektif dalam langka mengurangi sakit kepala dan komplikasi.


-       Mengurangi atau mengkontrol nyeri dan menurunkan rasangan sytem saraf simpatis

Gangguan pola tidur b/dketidak tidak mampuan mengatasi nyeri d/d mata klien tampak cekung, tekanan darah 175/100 mmHg.
-     Pola tidur klien terpenuhi.
-     Klien tidak terbangun lagi pada malam hari
-       Batasi jumlah pengunjung dan lamanya tinggal
-       Kolaborasi dalam pemberian obat
-       Membaca ayat suci Al – Quran sebelum waktu tidur

-       Vasudilatasi pada sistem saraf simpatis
-       Memberi ketenangan batin klen sebagai umat muslim





Catatan Perkembangan
No
Dx dan Tanggal
Implementasi
Evaluasi
1
Diagnosa 1
21.02.2017
-      Mengkaji tekanan darah.
TD : 175/100 mmHg.
-      Mengurangi aktivitas pasien dan menghindari keributan di dalam ruangan.
-      Melakukan pijatan pada pungung dan leher.
-      Memberikan obat captopril 2 x 12,5 mg.
S : Keluarga mengatakan nyeri kepala klien   masih dirasakan
O : TD : 175/100 mmHg.
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjudkan
2
Diagnosa II
21.02.2017
-      Mempertahankan agar klien tirah baring selama nyeri masih terasa.
-      Melakukan pijatan ringan pada leher
-      Memberikan obat analgesik asam mefenamat 3 x 500 mg.
S : keluarga mengatakan nyeri klien masih terasa.
O : klien tampak meringis.
A : masalah belum teratasi.
P : intervensi dilanjudkan.
3
Diagnosa III
21.02.2017
-      Menganjurkan keluarga yag berkunjung agar tidak terlalu ramai dan ribut.
-      Membacakan ayat – ayat suci Al – Quran sebelum klien istirahat.

S : keluarga mengatakan klien masih sering terbangun.
O : mata klien tampak cekung
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjudkan.

No
Dx dan Tanggal
Implementasi
Evaluasi
1
Diagnosa 1
22.02.2017
-      Mengkaji tekanan darah.
TD : 150/100 mmHg.
-      Mengurangi aktivitas pasien dan menghindari keributan di dalam ruangan.
-      Melakukan pijatan pada pungung dan leher.
-      Memberikan obat captopril 2 x 12,5 mg.
S : Keluarga mengatakan nyeri kepala klien   terkadang masih dirasakan
O : TD : 150/100 mmHg.
A : Masalah Sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjudkan
2
Diagnosa II
22.02.2017
-      Mempertahankan agar klien tirah baring selama nyeri masih terasa.
-      Melakukan pijatan ringan pada leher
-      Memberikan obat analgesik asam mefenamat 3 x 500 mg.
S : keluarga mengatakan sekali – kali nyeri klien masih terasa.
O : klien tampak meringis.
A : masalah sebagian teratasi.
P : intervensi dilanjudkan.
3
Diagnosa III
22.02.2017
-      Menganjurkan keluarga yag berkunjung agar tidak terlalu ramai dan ribut.
-      Membacakan ayat – ayat suci Al – Quran sebelum klien istirahat.

S : keluarga mengatakan klien masih sering terbangun.
O : mata klien tampak cekung
A : masalah belum teratasi
P : intervensi dilanjudkan.


1
Diagnosa 1
23.02.2017
-      Mengkaji tekanan darah.
TD : 140/90 mmHg.
-      Mengurangi aktivitas pasien dan menghindari keributan di dalam ruangan.
-      Melakukan pijatan pada pungung dan leher.
-      Memberikan obat captopril 2 x 12,5 mg.
S : Keluarga mengatakan nyeri kepala klien   sudah hilang
O : TD : 140/90 mmHg.
A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2
Diagnosa II
23.02.2017
-      Mempertahankan agar klien tirah baring selama nyeri masih terasa.
-      Melakukan pijatan ringan pada leher
-      Memberikan obat analgesik asam mefenamat 3 x 500 mg.
S : keluarga mengatakan sekali – kali nyeri klien masih terasa.
O : wajah klien tampak rileks
A : masalah teratasi.
P : intervensi dihentikan
3
Diagnosa III
23.02.2017
-      Menganjurkan keluarga yag berkunjung agar tidak terlalu ramai dan ribut.
-      Membacakan ayat – ayat suci Al – Quran sebelum klien istirahat.

S : keluarga mengatakan klien sudah bisa tertidur.
O : mata klien tidak tampak cekung
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan.




BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1         Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh banyak faktor risiko.Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi primer (essensial) dan hipertensi sekunder.
Hipertensi primer merupakan penyebab kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok besar, yaitu terapi medis dan non-medis.Kontrol pada penderita hipertensi sangat diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
1.2          Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan dan lain-lain.












DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan Jilid 6. Jakarta : EGC
Doenges, ME., Moorhouse, MF., Geissler, AC. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien.Jakarta : EGC
Guyton, AC. & Hall, JE. 1997. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC




3 komentar:

  1. Kenapa di implementasi nya ada 2 diagnosa nya?

    BalasHapus
  2. Casino Canada Review - Claim a Welcome Bonus at
    Bonus, Casino Canada, Games & Bonuses — 프로미넌스 포커 The Casino Canada bonus can be claimed from all Canada's w88 코리아 casinos. They'll be based on a total bonus worth 🏆 룰렛 만들기 Bonus Details: Up to $1000🏆 Best Canada Casino: Bodog💻 Software Providers: 룰렛사이트 Microgaming📺 프라하 사이트 Games Provider: Evolution Gaming

    BalasHapus